Quantcast
Channel: Asep Haryono Personal Blog From Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Menakar Kesiapan Pontianak Go Cashless

$
0
0
Catatan Asep Haryono

Jika tidak ada kendala, mulai tanggal 1 Januari 2018 mendatang, setiap kali mengisi bensin Pertamina di SPBU kota Pontianak harus menggunakan "kartu pintar" yang bisa diperoleh di beberapa tempat seperti di SPBU Itu sendiri. Program Pontianak Go Cashless memang sudah gencar disosialisasikan hingga nanti penerapannya secara menyeluruh pada tanggal 1 Januari 2018 mendatang khususnya saat mengisi bensin di SPBU Pontianak.

Go Cashless artinya anda tidak membayar bensin dengan cash (uang tunai). Caranya memang mudah, cukup membeli "kartu perdana" Go Cashless ini dan silahkan untuk top up alias pengisiannya bisa dari ATM, dan dari banyak tempat lainnya. 


Bisa dikatakan penerapan Pontianak Go Cashless ini adalah jenis transaksi e-money  atau transaksi non tunai terutama saat mengisi bensi di SPBU mana saja di kota Pontianak  Ini artinya dengan menggunakan kartu saja, masyarakat sudah bisa mengisi bensi di SPBU.

Program Pontianak Go Cashless ini didukung sepenuhnya oleh Bank Indonesia  sekaligus implementasi dari Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) yang telah dicanangkan sejak tahun 2014 yang lalu. 
 Yang jadi pertanyaan saya di sini adalah benarkah Pontianak sudah siap menyambut penerapan menyeluruh transaksi non tunai per 1 Januar 2018 mendatang? 


CASHLESS : Pengemudi kendaraan roda empat bisa langsung mengeksekusi transaksi Tol dengan menggunakan kartu e-money ini. Praktis memang tapi mengurangi tenaga kerja manusia.  Foto Asep Haryono
CASHLESS : Pengemudi kendaraan roda empat bisa langsung mengeksekusi transaksi Tol dengan menggunakan kartu e-money ini. Praktis memang tapi mengurangi tenaga kerja manusia.  Foto Asep Haryono

Transaksi Tunai Masih Diperlukan
Jadi dengan kata lain mulai 1 Januari 2018 mendatang, para pemakai kendaraan baik yang roda dua maupun roda empat saat melakukan pengisian bahan bakar di SPBU harus membayarnya dengan "kartu pintar" ini. 

Secara kasat mata saja sudah jelas terlihat ada penggantian dari menggunakan manual (tenaga manusia) yang menjaga tol digantikan dengan mesin.  Ini jelas akan berpotensi akan menciptakan banyak pengangguran
.

Di sisi lain, tenaga manusia dengan konsep manual tetap dan masih akan diperlakukan terutama dari sisi rasa kemanusiaannya.  Menggunakan tenaga mesin dalam peinoperasian tarif check point di jalan tol terasa begitu menyesakkan dada. Bayangkan akan ada banyak pengangguran yang sudah tidak lagi dipakai tenaganya karena akan digantikan oleh tenaga mesin atau robot.

Bagi masyarakat perkotaan atau pun yang merasa dirinya "terlahir" dari generasi Milenial, merasa modern, urusan kartu meng-kartu adalah hal yang biasa, namun bagaimana dengan masyarakat di desa desa , dusun, perkampungan yang jauh dari sentuhan informasi dan kemajuan informasi seperti ini? Haruskah mereka kita "paksakan? jadi "orang kota" dengan gaya hidup penuh kartu kartu seperti ini.

Saya yang awam ini berpendapat bahwa selain sosialisasi Pontianak Go Cashless perlu diperpanjang lagi hingga tahap yang dianggap semua pihak bisa menerima, maka transaksi tunai tetap lah diperlukan.  Jika mereka tidak punya kartu untuk mengisi bensin di SPBU POntianak, haruskah kita menolak nya? Mereka sedang perlu bensin namun batal karena tidak ada kartu.  Mau beli bensin di pinggir jalanan tentunya kan. Bagaimana menurut kalian? (Asep Haryono)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Trending Articles