Kubu Raya. Sempat ramai di sosial media mengenai aksi seorang wanita yang terekam dalam video yang menghujani (melempar) banyak uang kepada seorang wanita yang diduga sebagai pelakor. Beritanya banyak beredar di beberapa situs berita tanah air. Salah satunya dimuat di DETIK COM dengan caption judul berita "Wanita Dituding Pelakor Hapus Akun FB: Yang Ada Saat Ini Palsu'.
PELAKOR ya. Saya memang kudet (kurang update) nih terus terang saja. Kata PELAKOR aja saya baru dengar. Sorry ya. PELAKOR sekilas memang terdengar mempunyai pronounciation mirip dengan PELAKON dalam bahasa Malaysia. Tadinya sih saya duga ya PELAKON eh nda taunya PELAKOR. Ya sudah saya tidak membahas kosa kata ini.
PELAKOR kepanjangan dari Perebut Suami Orang. Terdengar seperti diskrimatif ya. Soalnya dalam kampanye kesamaan gender yang namanya korban pelecehan seksual dan atau korban kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu menjadikan wanita sebagai korban. Pria pun bisa (menjadi korban). Sudah banyak berita suami dibakar istri (begitupun sebaliknya).
Jadi jika mau berbuat adil jika ada Perebut Lakii Orang (PELAKOR), semestinya juga harus ada Perebut Perempuan Orang. Tapi yang viral dan umum kan Pelakor karena untuk disingkatnya enak terdengar. Coba kalau "perebut perempuan orang" disingkat PEPEROR atau PEPEOR kan rancu. Nda enak terdengar. Apalagi kosa kata (maaf) "PEPE" itu sangat vulgar bagi masyarakat Melayu Pontianak, Kalimantan Barat
Sama Sama Menjaga Diri
Saya memang bukan Psikiater, juga bukan penasehat pernikahan. Hanya saja saya sudah menjalani pernikahan dari tahun 2005 hingga saat tulisan sederhana ini naik di halaman blog pribadi saya www.simplyasep.com tahun 2018 dan Alhamdulillah sudah dikaruniai dengan 2 orang sepasang.
Jadi jika saya memberikan pandangan dan pendapat sah donk karena sudah menikah. Yang aneh justru jika ada yang memberi masukan atau pendapat. dia sendiri belum menikah. Laa gimana itu. Harusnya yang sudah berpengalaman menikah cocok untuk menanggapi (kasus) ini. Ahaaayy.
Membahas soal kasus PELAKOR yang disawer uang sama seorang istri sah yang marak di Youtube ini, ingatan saya langsung kepada kasus gugatan cerai mantan gubernur DKI Basuki Cahaya Purnama atau AHOK terhadap istrinya Vero yang juga diduga karena hadirnya "good friend" yang kalau digunakan bahasa Jaman now adalah hadirnya orang ketiga atau selingkuh. Berita selengkapnya bisa anda baca sendiri di sini - Ahok Gugat Cerai Vero
Orang kedua? Well. Jangan langsung ingat lagu ASTRID yang berjudul "jadikan aku yang kedua" ya. Haha. Anyway No way. Seperti yang sudah saya sebut di atas saya bukan ahli rumah tangga, bukan Psikiater. Namun 13 tahun saya menikah tentu bisa sedikit memberikan pencerahan untuk saya sendiri. Suka duka tentulah ada.
Hadirnya orang ketiga dalam sebuah rumah tangga sebenarnya bisa dihindari jika ada kemauan dari kedua belah pihak untuk tetap menjaga Mitsaqan Ghalizha (perjanjian hebat) sepasang anak manusia menikah dihadapan Allah SWT. Hanya maut yang memisahkan.
Faktor uang yang ditengarai atau diduga menjadi penyebab PELAKOR ini terjadi dalam sebuah rumah tangga sebenarnya masih bisa didiskusikan lagi. Ada banyak sebab dan tidak melulu kepada perwujudan materi. Walaupun materi dalam bentuk uang misalnya tetap menjadi "idola" manusia. Siapa di dunia ini yang tidak butuh uang. Saya aja masih doyan yang namanya Uang. Tentunya uang yang HALAL ya.
Sebagai penutup dari OPINI saya terhadap fenomena PELAKOR ini, mari kita instropeksi ke dalam diri kita sendiri, berdiskusi dengan pasangan sah nya masing masing. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Masalah apa pun termasuk masalah uang, dan lain sebagainya.
Dari kesemuanya itu benteng terkokoh hanyalah kembali kepada sang PENCIPTA. Jika anda muslim seperti saya, berpegang teguhlah kepada tali Allah SWT. Berdoalah dan memohon petunjuk dan perlindungannya agar biduk rumah tangga kiita semua langgeng, awet, Sakidah Mawahdah dan Warrahmah sampai ajal memisahkan. (Asep Haryono)
PELAKOR ya. Saya memang kudet (kurang update) nih terus terang saja. Kata PELAKOR aja saya baru dengar. Sorry ya. PELAKOR sekilas memang terdengar mempunyai pronounciation mirip dengan PELAKON dalam bahasa Malaysia. Tadinya sih saya duga ya PELAKON eh nda taunya PELAKOR. Ya sudah saya tidak membahas kosa kata ini.
PELAKOR kepanjangan dari Perebut Suami Orang. Terdengar seperti diskrimatif ya. Soalnya dalam kampanye kesamaan gender yang namanya korban pelecehan seksual dan atau korban kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu menjadikan wanita sebagai korban. Pria pun bisa (menjadi korban). Sudah banyak berita suami dibakar istri (begitupun sebaliknya).
Jadi jika mau berbuat adil jika ada Perebut Lakii Orang (PELAKOR), semestinya juga harus ada Perebut Perempuan Orang. Tapi yang viral dan umum kan Pelakor karena untuk disingkatnya enak terdengar. Coba kalau "perebut perempuan orang" disingkat PEPEROR atau PEPEOR kan rancu. Nda enak terdengar. Apalagi kosa kata (maaf) "PEPE" itu sangat vulgar bagi masyarakat Melayu Pontianak, Kalimantan Barat
Sama Sama Menjaga Diri
Saya memang bukan Psikiater, juga bukan penasehat pernikahan. Hanya saja saya sudah menjalani pernikahan dari tahun 2005 hingga saat tulisan sederhana ini naik di halaman blog pribadi saya www.simplyasep.com tahun 2018 dan Alhamdulillah sudah dikaruniai dengan 2 orang sepasang.
Jadi jika saya memberikan pandangan dan pendapat sah donk karena sudah menikah. Yang aneh justru jika ada yang memberi masukan atau pendapat. dia sendiri belum menikah. Laa gimana itu. Harusnya yang sudah berpengalaman menikah cocok untuk menanggapi (kasus) ini. Ahaaayy.
Membahas soal kasus PELAKOR yang disawer uang sama seorang istri sah yang marak di Youtube ini, ingatan saya langsung kepada kasus gugatan cerai mantan gubernur DKI Basuki Cahaya Purnama atau AHOK terhadap istrinya Vero yang juga diduga karena hadirnya "good friend" yang kalau digunakan bahasa Jaman now adalah hadirnya orang ketiga atau selingkuh. Berita selengkapnya bisa anda baca sendiri di sini - Ahok Gugat Cerai Vero
Orang kedua? Well. Jangan langsung ingat lagu ASTRID yang berjudul "jadikan aku yang kedua" ya. Haha. Anyway No way. Seperti yang sudah saya sebut di atas saya bukan ahli rumah tangga, bukan Psikiater. Namun 13 tahun saya menikah tentu bisa sedikit memberikan pencerahan untuk saya sendiri. Suka duka tentulah ada.
Hadirnya orang ketiga dalam sebuah rumah tangga sebenarnya bisa dihindari jika ada kemauan dari kedua belah pihak untuk tetap menjaga Mitsaqan Ghalizha (perjanjian hebat) sepasang anak manusia menikah dihadapan Allah SWT. Hanya maut yang memisahkan.
Faktor uang yang ditengarai atau diduga menjadi penyebab PELAKOR ini terjadi dalam sebuah rumah tangga sebenarnya masih bisa didiskusikan lagi. Ada banyak sebab dan tidak melulu kepada perwujudan materi. Walaupun materi dalam bentuk uang misalnya tetap menjadi "idola" manusia. Siapa di dunia ini yang tidak butuh uang. Saya aja masih doyan yang namanya Uang. Tentunya uang yang HALAL ya.
Sebagai penutup dari OPINI saya terhadap fenomena PELAKOR ini, mari kita instropeksi ke dalam diri kita sendiri, berdiskusi dengan pasangan sah nya masing masing. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Masalah apa pun termasuk masalah uang, dan lain sebagainya.
Dari kesemuanya itu benteng terkokoh hanyalah kembali kepada sang PENCIPTA. Jika anda muslim seperti saya, berpegang teguhlah kepada tali Allah SWT. Berdoalah dan memohon petunjuk dan perlindungannya agar biduk rumah tangga kiita semua langgeng, awet, Sakidah Mawahdah dan Warrahmah sampai ajal memisahkan. (Asep Haryono)