OPINI Asep Haryono
![]() |
Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Gambar dari Kompasiana.com |
Padahal program STOP kekerasan pada perempuan merupakan gerakan nasional yang harus berhasil di seluruh Indonesia. Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu target yang harus berhasil dicapai di seluruh wilayah NKRI, sebagai bagian dari Kampanye Three Ends atau mengakhiri Tiga Hal) yakni Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan Anak, Akhiri Perdagangan Manusia, dan Akhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan.
Kesadaran Kaum Laki Laki
Sudah lama menjadi stikma di masyarakat bahwa kaum perempuan adalah kaum yang lemah. Mitos ini semakin lama semakin merambah tidak saja ke wilayan perkotaan, namun juga di daerah pedesaan.
Mengapa bisa sedemikian mengular dampak buruk akibat dari kekerasan terhadap perempuan dan anak ini? Ya karena peran serta kaum pria atau kaum laki laki masih sangat diperlukan untuk menyelamat kaum Perempuan dan anak anak dari kekerasan, baik kekerasan fisik, kekerasan seksual serta kekerasan ekonomi.
Dalam hal ini kesadaran akan pentingnya menahan diri dari segala luapan emosi yang tidak terkendali diyakini bisa membantu mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak anak.
Tingkat kedewasaan dan latar belakang pendidikan laki laki tidak berbanding lurus dengan ahlak dan pola kesantuannnya. Dampak psikologis sang laki laki yang banyak dituding menjadi salah satu pemicu munculnya tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak memang masih perlu didiskusikan lagi.
Benarkah para pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak rata rata berasal dari latar belakang gangguan kejiwaan? Barangkai dokter dan psikolog yang dapat menjawab pertanyaan ini.
Kesadaran akan perlunya menyelematkan kaum perempuan dan juga anak anak dari kekerasan perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak, masyarakat, dan jua negara. Negara perlu turut berperan aktif dengan menggiatkan semua sektor untuk menyukseskan gerakan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak anak ini hingga ke pelosok pedesaan.
Yang namanya ganguan kejiwaan, yang sering dikambinghitamkan dalam setiap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak hanya terjadi di perkotaan saja melainkan juga di pedesaan. (Asep Haryono)