Quantcast
Channel: Asep Haryono Personal Blog From Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Menakar Kesuksesan Kampanye Gerakan Nasional Revoulsi Mental

$
0
0
ONLINE : Kini setiap orang bisa berbagi informasi ke dunia maya. Waspada postingan mu   Foto Asep Haryono
ONLINE : Kini setiap orang bisa berbagi informasi ke dunia maya. Waspada postingan mu   Foto Asep Haryono


Dalam Pemanfaatan Sosial Media Oleh Masyarakat
Oleh Asep Haryono*

Penggunaan sosial media di kalangan generasi Milenials sekarang ini sebagai sebuah keniscayaan bahwa anak muda di era teknologi informasi yang semakin massif dan besifat jurasik  ini sudah tidak dapat dibendung lagi.  Anak anak muda dengan segala kreatifitas serta masalah yang dihadapinya tidak terlepas dari sumbangsih teknologi yang sudah mewarnai generasinya.

Jika anda bertanya apakah anak anak remaja sekarang sering membaca surat kabar atau Koran?  Saya yakin sebagian besar jawabannya adalah “tidak” atau “jarang”.  Anak anak generasi Milenials sekarang ini memang tidak semua yang tidak perduli akan masalah bangsa saat ini, namun sebagian lagi dari mereka lebih paham Facebook, Twitter, Linkedin, Tumbler, Youtube hingga perangkat komunikasi pandang dengar dengan menggunakan Gawai (baca Gadget).  Boleh percaya boleh saja tidak, dan anda bisa membuktikan sendiri pada anak remaja atau remaja atau pelajar seklah di lingkungan anda.

Sosial Media seperti seperti sudah menjadi Giant Killer atau Pembunuh Raksasa media mainstream seperti majalah, Koran atau surat kabar yang berbasis kertas.  Kini dengan sebuah Gawai di tangan , setiap orang bisa dengan mudahnya berbagi informasi kepada dunia seketika itu juga.  Informasi yang seperti apakah yang dibagikannya kepada dunia terpulang kepada setiap individu yang melakukannya.  Kita tidak mungkin melarang larang seseorang untuk tidak mempublikasikan swafoto (Selfie) dirinya di sosial media.  Tentu saja tidak.

Undang Undang Teknologi dan Informatika (ITE) yang digadang gadang akan mampu membendung informasi yang menyesatkan, mencegah menyebarnya informasi HOAX, ujarang kebencian dan masih banyak laginya di satu sisi dianggap mumpuni dalam meminimalisir dampak negative dari pemanfaatan sosial media oleh masyarakat, namun disisi yang lain, oleh sebagian masyarakat, justru dianggap memberangus dan atau membungkam kebebasan berpendapat berekspresi.

Di sinilah makna hakiki tujuan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diharapkan mampu membina dan memperbaiki karakter bangsa Indonesia menjadi lebih baik.  Bagaimana upaya kita untuk melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara kerja dan cara hidup sesuai dengan karakter bangsa yang berintegritas, beretos kerja dan bergotong royong untuk mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni Indonesia yang berdaulat, berdikari dan kaitannya dengan pemanfaatan Sosial Media di masyarakat

Persoalan Mental Bangsa Indonesia 
Secara sederhana yang dimaksud dengan pembangunan karakter bangsa Indonesia yang berintegritas itu artinya adalah karakter kepribadian bangsa yang jujur dan dapat dipercaya.  Karakter yang beretos kerja itu artinya adalah karakter bangsa yang mandiri, pekerja keras dan penuh gagasan atau inovasi.  Sedangkan karakter bangsa yang bergotong royong itu dimaksudkan adalah untuk saling bekerja sama, punya rasa toleransi yang tinggi dan rasa solidaritas.

Kesuksesan kampanye Geakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam pemanfaatan sosial media sangat tergantung akan peran serta masyarakat serta komponen berbaga elemen masyarakat dalam memberikan edukasi kesantunan dalam memanfaatkan sosial media bagi masyarakat sekaligus membantuk karakter bangsa Indonesia yang berintegritas, beretos kerja dan bergotong royong.

Pengguna internet di Indonesia sampai pada tahun 2014 sudah mencapai 82 juta orang (sumber Kominfo) dan menempatkan Indonesia di peringkat ke 4 terbesar di dunia dalam memanfaatkan sosial media setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Dengan hanya bermodalkan sebuah gawai (gadget) berteknologi telepon pintar, kini setiap orang dari segala usia, bisa menjadi apa saja dan siapa saja, dan berbagi informasi ke seluruh dunia.

Persoalan timbul jika konten yang disebarkannya itu melukai hati dan perasaan orang lain yang pada akhirnya berbuntut panjang hingga memasuki ranah hukum. Banyak orang yang karena kebebasan berekspresinya di sosial media dianggap mencemarkan nama baik seseorang dan dilaporkan ke Polisi hingga mendekam di sel tahanan.  Apakah ada aturan baku dalam pemanfaatan sosial media agar bisa dipahami dan dipelajari oleh masyarakat?  

Tentu saja ada rambu rambu yang harus dijaga agar jangan ditabrak hingga berpotensi menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari. Justru persoalan Mental masyarakat lah kita yang seharusnya menjadi fokus utama kita dalam upaya kita menyukseskani gerakan nasional revolusi mental ini.

Pesan berantai yang tidak jelas disertai dengan ancaman jika tidak disebarluaskan menjadi isu yang hangat belakangan ini. Dimanakah korelasinya jika tidak diteruskan atau tidak disebarkan informasinya lalu akan berakibat kematian? Sungguh nalar yang tidak dapat menerima.  Namun faktanya sebagian masyarakat dengan mudahnya ikut terbawa emosi hingga menjadi agen penyebar informasi  yang tidak dapat dijamin keakuratan   dan kebenarannya.   Di sinilah tanggung jawab para pelaku sosial media untuk merangkul dan menjelaskannya betapa informasi HOAX semacam itu bisa sangat merugikan banyak orang.

Bangun dari tidur atau akan segera beranjak ke peraduan lalu memposting foto dirinya dan disebar di facebook. Kira kira apa manfaatnya dengan memposting swafoto seperti ini? Haruskah dilarang?  Tentu saja tidak.  Sosial media adalah milik setiap orang, tinggal terpulang kepada mental masing masing individu dalam menggunakan sosial media sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Namun dalam pandangan saya justru konten yang berpotensi menimbulkan kegaduhan atau bermuatan SARA, kekerasan dan pornography atau pornoaksi itulah yang harus dijaga jangan sampai terjadi.

Sosial media bisa menaikkan orang setinggi langit dan bisa menenggelamkan orang sedalam lautan. Waspada pada postingan mu. Bijaklah dalam memanfaatkan sosial media dan santunlah dalan bertutur kata.  (Asep Haryono).   




Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Trending Articles