Quantcast
Channel: Asep Haryono Personal Blog From Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Saya Pernah Kerja di Warnet

$
0
0
Catatan Asep Haryono

Pepatah mengatakan “Jangan Lupakan masa lalu”. Apa iya begitu?. Setiap orang pasti memiliki masa lalu. Dengan modal kemampuan berbahasa asing yang Alhamdulillah berhasil saya kuasai, saya mengajar dari satu rumah ke rumah yang lain. Dengan menggunakan sepeda pemberian salah seorang teman di komunitas Kajian Masjid Al Muhtadin Untan, gw asyik memberi pelajaran les bahasa Inggris Door To Doo dan menjadi Pemandu Wisata Apa saja yang penting HALAL. Begitu seterusnya.

Dalam perkembangan selanjutnya (masih dalam status “Pengacara” – Pengangguran Banyak cara-Red), gw dengar kalaw Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan lagi buka lowongan Petugas Jaga Warnet yang akan menjaga Warnet Kopma , dan informasi itu juga sampai ke telinga gue. Singkat kata Gw juga mencoba melamar jadi Petugas Jaga Warung Internet satu satunya saat itu pada tahun 1999.

JAGA WARNET KOPMA : Inilah foto Kenangan waktu bertugas jaga warung internet (Warnet) milik Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Tanjungpura, Pontianak, sekitar taon 2000 an. Maaf fotonya kurang bagus kualitasnya, maklum foto lama. Namun sebagai pelengkap cerita, dirasa lumayan cukuplah. Foto Dokumentasi pribadi.
JAGA WARNET KOPMA : Inilah foto Kenangan waktu bertugas jaga warung internet (Warnet) milik Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Tanjungpura, Pontianak, sekitar taon 2000 an. Maaf fotonya kurang bagus kualitasnya, maklum foto lama. Namun sebagai pelengkap cerita, dirasa lumayan cukuplah. Foto Dokumentasi pribadi.

Di sinilah awal mula pertemuan saya dengan Bapak Ganis Sukaryansyah dari Pontianak Post secara tidak sengaja. Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe). |



Mulailah gw bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma. Ntah bagaimana ceritanya, Wak Gan yang ditugasi mengawasi jalannya Warnet itu mengamati gerak gerik saya. Beliau tertarik dan meminta saya keluar dari Warnet bentukan kerja sama itu.

Warnet Kopma Untan sama dengan warnet lainnya. Selalu ada Petugas yang jaga, nah saya juga bekerja sambilan di masa masa sulit “Pengacara” – Pengangguran Banyak cara-Red) itu tadi. Saat itu gw diwawancara dengan satu calon lainnya. Tetapi beruntung calon saya yang satu lagi keterima sebagai Guru kalaw nda salah. Dengan diantar sama Deddie Jaya Kuning gue pun melamar di sana.

Saat itu memang terbetik kabar kalaw Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan lagi buka lowongan Petugas Jaga Warnet yang akan menjaga Warnet Kopma , dan informasi itu juga sampai ke telinga gue. Singkat kata Gw juga mencoba melamar jadi Petugas Jaga Warung Internet satu satunya saat itu pada tahun 1999. Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe).

Mulailah gw bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma Kristiana yang asal Bandung itu. Gaji gaji pertama dari Warnet Kopma cukup amat lumayan. 100 persen lebih tinggi dari honor saya mengajar Bahasa Inggris dari rumah ke rumah.

Baru kali inilah masa masa saya ‘berkenalan’ dengan uang ratusan ribu rupiah. Gw aja masih bengong bengong setengah nda percaya. Satu hal yang sangat mengesankan selama saya bekerja di Warnet Kopma adalah Sumargono. Sebut saja Mas Gono yang bekerja di Wartel bersebelahan dengan warnet. Kami satu gedung sih. Dengan mas Gono inilah saya belajar banyak tentang Agama Islam dan nilai nilai kejujuran , beliau kadang mengkritik kalaw gw lambat bangun pagi untuk mendirikan sholat Subuh di masjid Al Muhtadin Untan yang jaraknya deket bangad.

Kejujuran mas Gono memang tidak dapat diragukan lagi. Pernah suatu seorang pengunjung Wartel yang berlalu begitu saja setelah membayar biaya pemakaian jasa wartelnya. Pengunjung itu ternyata kurang kembalian Rp.50,- (Lima puluh rupiah) yang belum sempat mas Gono sampaikan kepadanya, keburu pengunjung itu berlalu.

Saya masih ingat, beberapa hari kemudian pengunjung itu datang lagi untuk memakai jasa Wartel, dan mas Gono mengembalikan recehan Rp.50,- itu kepadanya sambil mengingatkannya bahwa transaksi telepon dia beberapa hari yang lalu masih tersisa Rp.50,- kembaliannya. Pengunjung itu terkejut seolah tidak percaya ternyata 50 rupiah pun masih sempat dikembalikan kepadanya. Orang itu menggeleng gelengkan kepalanya sambil berucap bahwa uang itu (50 rupiah) sudah lama tidak diingatkannya lagi, dan tidak ada masalah baginya. Sungguh dari hal terkecil ini saya banyak belajar mengenai arti kejujuran itu sebenarnya. Saya harus belajar banyak kepada mas Gono soal Kejujuran yang hakiki dalam hidup. 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 4758

Trending Articles