www.simplyasep.com PUNCAK Hari Bakti TNI AU ke-71 Tahun 2018 di lingkungan Lanud Supadio, ditandai dengan pelaksanaan upacara. Kegiatan yang berlangsung di Main Apron, Minggu (29/7), dipimpin langsung oleh Komandan Lanud (Danlanud) Supadio, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Minggit Tribowo.
Upacara tersebut diikuti oleh seluruh pejabat utama di jajaran Lanud Supadio, di antaranya Komandan Wing (Danwing) Udara 7, Kolonel Pnb Setiawan, para Kadis,Dansat, Danyon 465 Paskhas, dan Dandenhanud 473 Paskhas, serta perwira, bintara, dan tamtama. Hadir pula Ketua PIA Ardya Garini Cab 19/D.I Lanud Supadio, Ny Wanty Minggit Tribowo dan pengurus lainnya.
Danlanud Supadio, Marsma TNI Minggit selaku inspektur upcara, membacakan amanat Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal TNI Yuyu Sutisna. Kasau menekankan, agar seluruh personel TNI AU bisa meneladani perjuangan para pendiri Angkatan Udara, terutama mereka yang gugur dalam peristiwa 29 Juli 1947.
“Upacara ini adalah puncak peringatan Hari Bakti TNI AU ke-71 Tahun 2018. Kita akan selalu terkenang dengan peristiwa Ngoto, di mana telah gugur tiga pahlawan perintis TNI AU, yakni Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Udara Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Adi Sumarmo Wiryokusumo,” papar Danlanud.-
Untuk itu, lanjut Marsma TNI Minggit, seluruh prajurit Lanud Supadio harus selalu mencontoh semua semangat perjuangan dan pengabdian para pendahulu. Salah satunya adalah mengisi Hari Bakti dengan berbagai kegiatan sosial, yang melibatkan masyarakat.
Lanud Supadio, tutur perwira tinggi yang menjabat sebagai Danlanud sejak 19 Oktober 2016 tersebut, telah menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka Hari Bakti ke-71 Tahun 2018.
Di antaranya adalah pembersihan makam umum, pembersihan dan pengecatan gereja, donor darah, ziarah dan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Patria Jaya, Sungai Raya. Serta puncaknya adalah upacara.
“Dengan adanya kegiatan sosial dalam rangka Hari Bakti, maka Lanud Supadio menunjukkan eksistensi dalam pembangunan masyarakat dan bangsa. Semoga ke depan, kegiatan sosial ini akan semakin baik pelaksanaanya,” ujar Marsma TNI Minggit.
Usai upacara peringatan, Danlanud menyempatkan diri menyerahkan penghargaan dan kenang-kenangan kepada Mayor Purn Gutomo, yang tepat pada bulan ini memasuki masa pensiun, setelah 37 mengabdi di TNI AU, khususnya di Lanud Supadio.
Kepala Penerangan (Kapen) Lanud Supadio, Letkol Sus Filfadri, mengatakan sejarah Hari Bakti TNI AU, berawal dari adanya peristiwa gugurnya tiga perintis operasi TNI AU. Ketiganya adalah Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Sumarmo Wirjokusumo. Mereka gugur saat pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan, jatuh ditembak Belanda.
“Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut, sejak tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai Hari Berkabung AURI. Dan sejak 29 Juli 1962 diubah menjadi Hari Bakti TNI AU dan diperingati secara terpusat di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta,” papar Letkol Sus Filfadri.
“Selain peringatan Hari Bakti setiap tahunnya, TNI AU juga mendirikan Monumen Ngoto, tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, yang sejak 17 Juli 2000, dijadikan Monumen Perjuangan TNI AU,” pungkas Kapen. (Sumber Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Supadio)
Upacara tersebut diikuti oleh seluruh pejabat utama di jajaran Lanud Supadio, di antaranya Komandan Wing (Danwing) Udara 7, Kolonel Pnb Setiawan, para Kadis,Dansat, Danyon 465 Paskhas, dan Dandenhanud 473 Paskhas, serta perwira, bintara, dan tamtama. Hadir pula Ketua PIA Ardya Garini Cab 19/D.I Lanud Supadio, Ny Wanty Minggit Tribowo dan pengurus lainnya.
Danlanud Supadio, Marsma TNI Minggit selaku inspektur upcara, membacakan amanat Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal TNI Yuyu Sutisna. Kasau menekankan, agar seluruh personel TNI AU bisa meneladani perjuangan para pendiri Angkatan Udara, terutama mereka yang gugur dalam peristiwa 29 Juli 1947.
“Upacara ini adalah puncak peringatan Hari Bakti TNI AU ke-71 Tahun 2018. Kita akan selalu terkenang dengan peristiwa Ngoto, di mana telah gugur tiga pahlawan perintis TNI AU, yakni Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Udara Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Adi Sumarmo Wiryokusumo,” papar Danlanud.-
![]() |
Sumber Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Supadio |
![]() |
Sumber Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Supadio |
![]() |
Komandan Lanud (Danlanud) Supadio, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Minggit Tribowo. Sumber Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Supadio |
Untuk itu, lanjut Marsma TNI Minggit, seluruh prajurit Lanud Supadio harus selalu mencontoh semua semangat perjuangan dan pengabdian para pendahulu. Salah satunya adalah mengisi Hari Bakti dengan berbagai kegiatan sosial, yang melibatkan masyarakat.
Lanud Supadio, tutur perwira tinggi yang menjabat sebagai Danlanud sejak 19 Oktober 2016 tersebut, telah menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka Hari Bakti ke-71 Tahun 2018.
Di antaranya adalah pembersihan makam umum, pembersihan dan pengecatan gereja, donor darah, ziarah dan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Patria Jaya, Sungai Raya. Serta puncaknya adalah upacara.
“Dengan adanya kegiatan sosial dalam rangka Hari Bakti, maka Lanud Supadio menunjukkan eksistensi dalam pembangunan masyarakat dan bangsa. Semoga ke depan, kegiatan sosial ini akan semakin baik pelaksanaanya,” ujar Marsma TNI Minggit.
Usai upacara peringatan, Danlanud menyempatkan diri menyerahkan penghargaan dan kenang-kenangan kepada Mayor Purn Gutomo, yang tepat pada bulan ini memasuki masa pensiun, setelah 37 mengabdi di TNI AU, khususnya di Lanud Supadio.
Kepala Penerangan (Kapen) Lanud Supadio, Letkol Sus Filfadri, mengatakan sejarah Hari Bakti TNI AU, berawal dari adanya peristiwa gugurnya tiga perintis operasi TNI AU. Ketiganya adalah Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Sumarmo Wirjokusumo. Mereka gugur saat pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan, jatuh ditembak Belanda.
“Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut, sejak tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai Hari Berkabung AURI. Dan sejak 29 Juli 1962 diubah menjadi Hari Bakti TNI AU dan diperingati secara terpusat di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta,” papar Letkol Sus Filfadri.
“Selain peringatan Hari Bakti setiap tahunnya, TNI AU juga mendirikan Monumen Ngoto, tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, yang sejak 17 Juli 2000, dijadikan Monumen Perjuangan TNI AU,” pungkas Kapen. (Sumber Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Supadio)