Saya menonton film Cooking Campdi Transmart tadi malam tanggal 13 Juli 2018 hari Jumat tepatnya setelah pelaksanaan Sholat Jumat di Transmart Carrefour Kubu Raya. Dari tiketnya yang seharga per orang sebesar Rp.35.000,- (Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) ini dimulai pada pukul 14.00 dan selesai sekitar pukul 16.30 WIB. Saya mengajak dua anak saya ikut serta, karena dari merekalah saya akhirnya bisa menonton film drama komedi anak anak (keluarga) ini. Tidak apa sekali kali.
Setelah saya melihat atau tepatnya menonton film Cooking Camp bergenre Drama Komedi ini digarap oleh rumah produksi MNC Pictures dengan Sutradara Ifa Isfansyah yang ternyata adalah salah seorang sineas yang sangat berbakat jebolan Jurusan Televisi Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2007. Film yang berjudul "Koki Koki Cilik" ini adalah film teranyar (baru). Rilis ke layar Bioskop pada tanggal 5 Juli 2018
Dibintangi Chef Sungguhan
Dalam film berdurasi sekitar 2,5 jam ini ternyata menampilkan Partrick Milligan yang blasteran Indonesia - Scotlandia ini ternyata seorang chef sungguhan, jebolan dari ajang pencarian bakat Junior MasterChef Indonesia. Jadi film Koki Koki Cilik ini benar benar dibintangi oleh seorang chef sungguhan tidak perduli chef senior atau pun junior. Yang jelas ada seorang Chef sungguhan dalam film ini dan ini menjadi salah satu nilai plus film Cooking Camp ini
Bertaburnya bintang bintang ternama menyemarakkan film Cooking Camp ini beradu akting dengan bintang bintang muda lainnya, mereka itu adalah Chef Grant (Ringgo Agus Rahman), Rama (Morgan Oey), Bu Dian (Aura Kasih) mampu mengangkat film ini menjadi lebih elegan dan elit namun tidak ekslusif. Beberapa peran penting lainnya tentu saja tokoh utama film ini, Bima (Farras Fatik) yang bermain gemilang.
Emosi yang ditampilkan dalam film ini , dalam beberapa scene, yang mengharuskan ada titik air mata yang jatuh (crying scene) atau adegan menangis tampak seperti menangis sungguhan, Dan itu diperlihatkan dengan jelas sekali oleh Bima (Farras Fatik).
Menampilkan adegan yang mengharuskan keluar air mata sudah biasa dilakukan oleh artis papan atas atau ternama, namun jika diperankian oleh pemain muda tentu hal yang luar biasa. Tidak semua artis atau pemain dapat mengeluarkan air mata jika tidak menghayati karakter yang dimainkannya
Alur cerita Cooking Camp
Alur cerita dari film garapan Ifa Isfansyah ini pada intinya dimulai dengan ambisi ingin juara I dari seorang anak yang bernama Bima (Farras Fatik) dari keluarga tidak mampu di sebuah kampung yang tertarik ingin ikut kejuaraan memasak (Cooking Camp).
Hanya saja sang Sutradara Tidak menceritakan flash back mengapa ayahanda Bima ini sampai meninggal. Beda dengan penggarapan tokoh Rama yang diceritakan sebabnya mengapa sampai dia bisa di PHK dari tempatnya bekerja. Ini menjadi catatan tentunya
Arti Sebuah Keikhlasan dan Kepolosan
Salah satu yang menarik yang dapat saya simpulkan dari film Cooking Camp yang kemudian menjadi Koki Koki Cilik ini adalah tampilnya beberapa brand makanan ringan (Crispy) dengan merek merek atau brand yang sangat jelas terlihat dalam film ini dari awal hingga akhir. Besar kemudian brand atau merek makanan ringan crispy itu menjadi sponsor film ini.
Kemudian adalah Bima (Farras Fatik) yang dikisahkan berasal dari seorang keluarga yang tidak mampu (bukan miskin saya kira penggambarannya karena ibunya memiliki usaha jahitan, dan itu berarti ibunda Bima (Farras Fatik) ini adalah seorang entrepreneur (Pengusaha). Itu tidak bisa disebut "miskin".
Penggunaan gawai (Handphone) yang digunakan oleh Bima (Farras Fatik) saat berkomunikasi dengan ibundanya di kampung menunjukkan bahwa alat komunikasi seperti telepon pintar (Smart phone) atau bahkan telepon HP biasa adalah alat komunikasi yang verbal dan wajar dimiliki oleh setiap orang tidak perduli di kampung atau pun di kota. HP atau telepon genggam adalah alat komunikasi yang sudah banyak penggunanya
Akses Bahasa Inggris atau tepatnya penggunaan kalimat kalimat dalam bahasa Inggris yang diperlihatkan oleh Audrey (Chloe X) yang menunjukkan "kelas" nya dalam pergaulan dengan anak anak sebayanya dalam film Cooking Camp ini saya pandang sebagai hal yang wajar saja. Tidak ada kesan sombong dengan Bahasa Asing daripada bahasa Indonesia yang dipergunakan pemeran anak anak lainnya di film ini. Wajar saja. Kuasai Bahasa Inggris, Cintai Bahasa Indonesia, dan sayangi bahasa daerah.
Dalam film Cooking Camp ini nyaris hampir bisa ditebak pada bagian endingnya. Yakni saat Grand Final berlangsung antara Bima dengan Audrey. Saya menebak Bima pasti mengalah agar Audrey bisa menang. Karena ada scene dimana ibundanya Audrey "mengancam" jika final itu tidak bisa dimenangkan oleh anaknya, Audrey, maka ia tidak dapat bertemu ayahnya di Belanda. Dan "ancaman" ini serius ditanggapi oleh Bima. Dia saya tebak mengalah agar Audrey bisa menang dan bisa mendapat "hadiah" dari ibundanya, bertemu dengan ayahnya di Belanda.
Namun ternyata saya masih bisa tertipu. Masih ada ending lainnya yang luput dari dugaan atau tebakan saya yakni saat Audrey dinyatakan menang oleh Juri dan menjadi Juara yang ke empat kalinya karena Bima "mengalah" tadi itu ternyata memberikan efek kejutan di bagian lain yakni Audrey menyerahkan mahkota dan Piala Juara I Cooking Camp ini kepada Bima. Bima pun gembira menerimanya dan diarak dan diangkat oleh warga desanya yang ramai ramai datang menonton babak final itu. Bagi warga desanya, Bima adalah juara "Sejati".
Inilah nilai win win solution yang dicoba ditawarkan oleh sang Sutradara kepada para penontonnya. Nilai sebuah keikhlasan dan arti sebuah Jiwa Ksatria. Pemenang sejati atau juara sejati ada dalam diri kita semuanya.
Menjadi menang atau kalah dalam sebuah pertandingan atau perlombaan adalah hal yang tidak menjadi hitungan bagi warga desa yang mendukung Bima. Inilah nilai keluhuran dan keikhlasan dari warga desa Bima yang dicoba disampaikan dalam film ini. Silahkan kamu kamu menonton sendiri film keren ini. Film yang cocok ditonton oleh semua anggota keluarga. .(Dari Berbagai Sumber)
Setelah saya melihat atau tepatnya menonton film Cooking Camp bergenre Drama Komedi ini digarap oleh rumah produksi MNC Pictures dengan Sutradara Ifa Isfansyah yang ternyata adalah salah seorang sineas yang sangat berbakat jebolan Jurusan Televisi Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2007. Film yang berjudul "Koki Koki Cilik" ini adalah film teranyar (baru). Rilis ke layar Bioskop pada tanggal 5 Juli 2018
Dibintangi Chef Sungguhan
Dalam film berdurasi sekitar 2,5 jam ini ternyata menampilkan Partrick Milligan yang blasteran Indonesia - Scotlandia ini ternyata seorang chef sungguhan, jebolan dari ajang pencarian bakat Junior MasterChef Indonesia. Jadi film Koki Koki Cilik ini benar benar dibintangi oleh seorang chef sungguhan tidak perduli chef senior atau pun junior. Yang jelas ada seorang Chef sungguhan dalam film ini dan ini menjadi salah satu nilai plus film Cooking Camp ini
Bertaburnya bintang bintang ternama menyemarakkan film Cooking Camp ini beradu akting dengan bintang bintang muda lainnya, mereka itu adalah Chef Grant (Ringgo Agus Rahman), Rama (Morgan Oey), Bu Dian (Aura Kasih) mampu mengangkat film ini menjadi lebih elegan dan elit namun tidak ekslusif. Beberapa peran penting lainnya tentu saja tokoh utama film ini, Bima (Farras Fatik) yang bermain gemilang.
Emosi yang ditampilkan dalam film ini , dalam beberapa scene, yang mengharuskan ada titik air mata yang jatuh (crying scene) atau adegan menangis tampak seperti menangis sungguhan, Dan itu diperlihatkan dengan jelas sekali oleh Bima (Farras Fatik).
Menampilkan adegan yang mengharuskan keluar air mata sudah biasa dilakukan oleh artis papan atas atau ternama, namun jika diperankian oleh pemain muda tentu hal yang luar biasa. Tidak semua artis atau pemain dapat mengeluarkan air mata jika tidak menghayati karakter yang dimainkannya
![]() |
NOBAR : Penulis (Kiri) bersama anak anak yang saya bawa serta ikut menonton film "Koki Koki Cilik" - Cooking Camp tadi malam (13/7) di Transmart Carrefour Kubu Raya, Foto Selfie |
![]() |
TIKET: Tiket film Cooking Camp ini dibandrol dengan harga 35K per orang baik dewasa maupun anak anak. Foto Asep Haryono C |
Alur cerita Cooking Camp
Alur cerita dari film garapan Ifa Isfansyah ini pada intinya dimulai dengan ambisi ingin juara I dari seorang anak yang bernama Bima (Farras Fatik) dari keluarga tidak mampu di sebuah kampung yang tertarik ingin ikut kejuaraan memasak (Cooking Camp).
Hanya saja sang Sutradara Tidak menceritakan flash back mengapa ayahanda Bima ini sampai meninggal. Beda dengan penggarapan tokoh Rama yang diceritakan sebabnya mengapa sampai dia bisa di PHK dari tempatnya bekerja. Ini menjadi catatan tentunya
![]() |
Banner Koki Koki Cilik. Gambar dari Internet |
Arti Sebuah Keikhlasan dan Kepolosan
Salah satu yang menarik yang dapat saya simpulkan dari film Cooking Camp yang kemudian menjadi Koki Koki Cilik ini adalah tampilnya beberapa brand makanan ringan (Crispy) dengan merek merek atau brand yang sangat jelas terlihat dalam film ini dari awal hingga akhir. Besar kemudian brand atau merek makanan ringan crispy itu menjadi sponsor film ini.
Kemudian adalah Bima (Farras Fatik) yang dikisahkan berasal dari seorang keluarga yang tidak mampu (bukan miskin saya kira penggambarannya karena ibunya memiliki usaha jahitan, dan itu berarti ibunda Bima (Farras Fatik) ini adalah seorang entrepreneur (Pengusaha). Itu tidak bisa disebut "miskin".
Penggunaan gawai (Handphone) yang digunakan oleh Bima (Farras Fatik) saat berkomunikasi dengan ibundanya di kampung menunjukkan bahwa alat komunikasi seperti telepon pintar (Smart phone) atau bahkan telepon HP biasa adalah alat komunikasi yang verbal dan wajar dimiliki oleh setiap orang tidak perduli di kampung atau pun di kota. HP atau telepon genggam adalah alat komunikasi yang sudah banyak penggunanya
Akses Bahasa Inggris atau tepatnya penggunaan kalimat kalimat dalam bahasa Inggris yang diperlihatkan oleh Audrey (Chloe X) yang menunjukkan "kelas" nya dalam pergaulan dengan anak anak sebayanya dalam film Cooking Camp ini saya pandang sebagai hal yang wajar saja. Tidak ada kesan sombong dengan Bahasa Asing daripada bahasa Indonesia yang dipergunakan pemeran anak anak lainnya di film ini. Wajar saja. Kuasai Bahasa Inggris, Cintai Bahasa Indonesia, dan sayangi bahasa daerah.
Dalam film Cooking Camp ini nyaris hampir bisa ditebak pada bagian endingnya. Yakni saat Grand Final berlangsung antara Bima dengan Audrey. Saya menebak Bima pasti mengalah agar Audrey bisa menang. Karena ada scene dimana ibundanya Audrey "mengancam" jika final itu tidak bisa dimenangkan oleh anaknya, Audrey, maka ia tidak dapat bertemu ayahnya di Belanda. Dan "ancaman" ini serius ditanggapi oleh Bima. Dia saya tebak mengalah agar Audrey bisa menang dan bisa mendapat "hadiah" dari ibundanya, bertemu dengan ayahnya di Belanda.
Namun ternyata saya masih bisa tertipu. Masih ada ending lainnya yang luput dari dugaan atau tebakan saya yakni saat Audrey dinyatakan menang oleh Juri dan menjadi Juara yang ke empat kalinya karena Bima "mengalah" tadi itu ternyata memberikan efek kejutan di bagian lain yakni Audrey menyerahkan mahkota dan Piala Juara I Cooking Camp ini kepada Bima. Bima pun gembira menerimanya dan diarak dan diangkat oleh warga desanya yang ramai ramai datang menonton babak final itu. Bagi warga desanya, Bima adalah juara "Sejati".
Inilah nilai win win solution yang dicoba ditawarkan oleh sang Sutradara kepada para penontonnya. Nilai sebuah keikhlasan dan arti sebuah Jiwa Ksatria. Pemenang sejati atau juara sejati ada dalam diri kita semuanya.
Menjadi menang atau kalah dalam sebuah pertandingan atau perlombaan adalah hal yang tidak menjadi hitungan bagi warga desa yang mendukung Bima. Inilah nilai keluhuran dan keikhlasan dari warga desa Bima yang dicoba disampaikan dalam film ini. Silahkan kamu kamu menonton sendiri film keren ini. Film yang cocok ditonton oleh semua anggota keluarga. .(Dari Berbagai Sumber)