Ditengah hinggar binggar semaraknya gaung Asian Games 2018 yang merupakan agenda milik bangsa Indonesia, milik kita bersama itu ternyata juga memberikan kesan tersendiri bagi Windu (27) seorang penjual Martabak Telor di kawasan Jalan Imam Bonjol Pontianak, Kalimantan Barat. Saya berhasil menemui pemuda lajang bertubuh gempal ini beberapa waktu yang lalu di tempat mangkal berjualannya itu. Berikut ini adalah catatannya
Windu tampak sumringah menerima kedatangan saya malam itu di tempat mangkal berjualannya di depan Pura Jalan Adi Sucipto Pontianak awal bulan Juli 2018 laku. Bulan Juli ini tepat 1 tahun saya tidak membeli martabak miliknya
Setelah basa basi sebentar, saya dipersilahkan untuk duduk dahulu di belakang gerobak jualannya karena ada pembeli datang untuk memesan Martabaknya.
Setelah selesai melayani pembeli yang datang memesan martabaknya, obrolan pun di mulai.
"Oke mas silahkan dimulai, wah kalau tahu saya akan diwawancarai begini bisa saya masuk televisi , saya bisa pake jas dahulu biar kelihatan keren " kata windu kepada saya. Saya hanya senyum simpul saja. Dikiranya saya seorang jurnalis pikirnya padahal cuma blogger saja.
Setelah selesai melayani pembeli yang datang memesan martabaknya, obrolan pun di mulai.
"Oke mas silahkan dimulai, wah kalau tahu saya akan diwawancarai begini bisa saya masuk televisi , saya bisa pake jas dahulu biar kelihatan keren " kata windu kepada saya. Saya hanya senyum simpul saja. Dikiranya saya seorang jurnalis pikirnya padahal cuma blogger saja.
Windu yang bertubuh gempal dengan warna kulit gelap memang adalah seorang penjual Martabak Telor dan Martabak manis yang setiap harinya mangkal di depan Pura di Jalan Adi Sucipto Pontianak.
"Saya anak ke 2 dari 5 bersaudara dan semuanya tinggal di Kampung Tegal, kakak tertua saya bekerja merantau di Singapura di perusahaan pencari ikan, sedangkan kakak dan adik saya lainnya masih sekolah juga di Tegal" kata Windu mengawali obrolan kami.
Windu yang berasal dari Tegal ini mulai merantau ke Pontianak sejak awal tahun 2014 tidak begitu lama setelah dia menamatkan bangku SMP nya juga di kota yang sama.
"Saya mulai dipindahkan jualan sama bos saja di depan Pura di Jalan Adi Sucipto ini sejak beberapa bulan yang lalu, sebelumnya saya menggelar gerobak martabak saya di depan Alfamart di Ahmad Yani 2" kata Windu.
"Awalnya saya hanya coba coba saja, jualan Martabak seperti ini, habisnya mau kerja gimana lagi tidak punya ketrampilan apa apa saya, dan merantau ke Pontianak ini juga tidak direncanakan ya begitu saja hingga akhirnya saya bisa berjualan Martabak ini juga karena ditawarin sama tetangga saya yang juga bos saya sekarang" katanya.
Dapat Uang Palsu dan Ditipu Konsumen
" Kalau martabak sih rata rata rasanya sama baik dari bahan adonan martabaknya, kelengkapan toppingnya semuanya dan tinggal bagaimana membuatnya beda hingga disukai oleh para pelanggan seperti martabak yang saya jual ini semuanya resep bos" kata Windu berpromosi
.
Windu tidak dapat memberitahukan berapa omzet yang dia peroleh setiap malamnya. Windu hanya mengatakan semua peralatan gerobak, bahan bahan martabak dan segalanya sudah disiapkan oleh bos dan dia hanya "marketing" nya saja alias cuma jualan.
"Kalau gaji saya sih bulanan" kata Windu tanpa mau menyebutkan nominal gaji yang dia terima selama menjadi "karyawan" martabak milik bosnya itu
"Kalau saya sih urusan omzetnya berapa, berapa laku berapa saya sih kurang tau soalnya saya laporan sama Bos juga berdasarkan bahan bahan yang ada dan uangnya harus sama karena semuanya sudah dihitung dan dikalkulasikan, dan tidak mungkin menipu" kata Windu
.
Ketika ditanya apa suka dan dukanya menjadi penjual martabak, Windu menjawabnya dengan Diplomatis. "Suka duka tentu ada namun untuk dukanya ya banyak juga ya dan yang sering memang ditipu sama pelanggan saya sendiri" kata Windu.
Ketika ditanya apa suka dan dukanya menjadi penjual martabak, Windu menjawabnya dengan Diplomatis. "Suka duka tentu ada namun untuk dukanya ya banyak juga ya dan yang sering memang ditipu sama pelanggan saya sendiri" kata Windu.
"ada memang salah satu Pelanggan saya itu yang langganan datang membeli martabak setiap hari di gerobak saya makanya saya percaya pelanggan saya itu datang untuk membeli martabak saya dulu bayarnya menyusul sebab dompetnya ketinggalan ya saya percaya saja soalnya pelanggan saya sudah sering begitu dan selalu dibayar belakang, dan hari itu saya juga percaya dan saya sudah kenal " kata Windu
Namun begitu martabak sudah berpindah tangan dan pelanggan itu sudah mendapatkan martabaknya dan dia pun pergi namun tidak kembali lagi dan hilang begitu saja dan tidak pernah kembali lagi untuk membayar Martabaknya. Ternyata nasib malang tidak berhenti sampai di situ, masih berlanjut di episode yang lain
"Ada juga pelanggan saya yang saya liat dari penampilannya meyakinkan dengan mengaku baru pulang dari sebuah acara namun tidak membwa uangnya dia pesan martabak ke saya karena pesanan istrinya ya saya percaya saya namun ya nyatanya saya ditipu lagi si pelanggan sudah dapat martabaknya namun tidak kembali ke sini membayar seperti janjinya" kata Windu.
Namun bagi Windu itu semua ada hikmahnya dan kini dia sudah paham modus penipuan dari pelanggannya dan sudah siap kalau ada kejadian seperti itu lagi datang menghampirinya. " Saya sudah tahulah sekarang" katanya. Namun berkali kali juga Windu masih kena tipu dari pelanggannya yang sepertinya selalu berubah taktik dan modus operandinya
Namun bagi Windu itu semua ada hikmahnya dan kini dia sudah paham modus penipuan dari pelanggannya dan sudah siap kalau ada kejadian seperti itu lagi datang menghampirinya. " Saya sudah tahulah sekarang" katanya. Namun berkali kali juga Windu masih kena tipu dari pelanggannya yang sepertinya selalu berubah taktik dan modus operandinya
|
"Pernah juga suatu ketika ada pelanggan yang membayar Martabak saya dengan uang palsu pecahan 50 ribu rupiah" kata Windu.
"Pernah juga suatu ketika ada pelanggan yang membayar Martabak saya dengan uang palsu pecahan 50 ribu rupiah" kata Windu.
Pelanggan Windu ini datang ke gerobaknya memesan martabak manis yang varian rasa keju kacang seharga 24 ribu rupiah, dan pelanggannya itu memberikan uang pecahan 50 ribu 1 lembar dan pecahan 2 ribu dua lembar, dan saat itu memang sedang rampai pembeli jadi dia tidak sempat mencek keaslian uang pembayaran dari pelanggannya itu
"Saya memberi kembalian kepada orang itu 20 ribu rupiah dengan uang asli, jadi pelanggan penipu itu sudah dapat kue martabak dari saya juga uang 20 ribu asli dari kantong saya sendiri dan saya harus ganti" kata Windu
Siap Mensukseskan Asian Games 2018
Namun tidak melulu nasib apes yang Windu alami selama "karir" berjualan Martabak milik bosnya itu. Terkadang juga ada sukanya kata dia, misalnya saat pelanggannya memberikan kembalian lebih kepada dirinya dan dagangannya habis ludes dibeli konsumen.
"Ada pelanggan yang kembaliannya bisa 5 ribu lebih namun tidak mau diambil katanya buat saya saja karena puas dengan martabak saya ya saya ambil saja dan itu rezeki buat saya kan, juga pelanggan yang ramai memesan martaak saya sampai dagangan saya ludes sampai tidak tersisa, bahkan sampai inden segala" kata WIndu sambil tertawa
"Apalagi dengan acara Asian Games 2018nanti ini ya kalau bisa jujurlah kalau menjadi orang Indonesia, kalau sudah membeli dagangan saya sudah mendapat barangnya ya dibayar sesuai harganya jangan pergi meninggalkan begitu saja, sebagai sesama orang Indonesia kan saya malu kalau sampai terdengar sama tamu tamu luar negeri yang berkunjung ke Indonesia ya nggak" kata WIndu yang ternyata tahu ada even besar Asian Games 2018 ini dari perangkat Gawai (gadget) miliknya.
Siap Mensukseskan Asian Games 2018
Namun tidak melulu nasib apes yang Windu alami selama "karir" berjualan Martabak milik bosnya itu. Terkadang juga ada sukanya kata dia, misalnya saat pelanggannya memberikan kembalian lebih kepada dirinya dan dagangannya habis ludes dibeli konsumen.
"Ada pelanggan yang kembaliannya bisa 5 ribu lebih namun tidak mau diambil katanya buat saya saja karena puas dengan martabak saya ya saya ambil saja dan itu rezeki buat saya kan, juga pelanggan yang ramai memesan martaak saya sampai dagangan saya ludes sampai tidak tersisa, bahkan sampai inden segala" kata WIndu sambil tertawa
"Apalagi dengan acara Asian Games 2018nanti ini ya kalau bisa jujurlah kalau menjadi orang Indonesia, kalau sudah membeli dagangan saya sudah mendapat barangnya ya dibayar sesuai harganya jangan pergi meninggalkan begitu saja, sebagai sesama orang Indonesia kan saya malu kalau sampai terdengar sama tamu tamu luar negeri yang berkunjung ke Indonesia ya nggak" kata WIndu yang ternyata tahu ada even besar Asian Games 2018 ini dari perangkat Gawai (gadget) miliknya.
![]() |
ENERGY OF ASIA : Semangat menggaungkan Asian Games 2018 di kota Pontianak sudah menyebar ke seluruh penjuru kota dengan bertebaranya spanduk Asian Games 2018 milik kita bersama. Foto Asep Haryono |
![]() |
SIAP MENSUKSESKAN: TNI-POLRI Kalimantan Barat juga menyatakan dirinya sudah siap mensukseskan perhelatan Asian Games 2018 ini yang merupakan even milik bangsa Indonesia, milik kita semua Foto Asep Haryono |
.
"Saya baca dari facebook, dan juga baca baca berita online, semua orang Indonesiaharus bisa menjadi tuan rumah yang baik" kata windu
"Saya baca dari facebook, dan juga baca baca berita online, semua orang Indonesiaharus bisa menjadi tuan rumah yang baik" kata windu
Windu juga berpesan agar semua orang harus bangga dandukung bersama dengan adanya Asian Games 2018 ini, dan harus bisa menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu tamu dari berbagai negara itu.
"Jika orang orang bule atau tamu tamu yang datang ke Pontianak ini sampai mendengar ada orang Indonesia tidak jujur begitu kan yang malu juga Bangsa Indonesia, yang bisa mencemarkan nama baik Indonesia selaku tuan rumah Asian Games 2018 ini, dan bangsa Indonesia bisa saja bisa dianggap orang Indonesia jahat jahat, sama warga negara sendiri saja ditipu, bagaimana dengan tamu dari negara lain" kata Windu berapi api.. (Seperti yang dituturkan kepada saya).